Senin, 26 Desember 2011

Sosiologii

EKSISTENSI SOSIOLOGI DI MASYARAKAT
by: Nisa K.H.
Apa yang anda pikirkan saat pertama kali mendengar kata Sosiologi? Apakah anda mempersepsikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang mengkaji mengenai masalah kejiwaan yang tidak lain adalah Psikologi?
Banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu Sosiologi. Masih banyak anggapan yang mencampur-adukan antara definisi Sosiologi dengan Psikologi. Kebanyakan masyarakat tidak paham apa bahan kajian Sosiologi karena Sosiologi memang merupakan sebuah cabang ilmu sosial yang tergolong baru diantara ilmu lainnya.

 Permulaan Sosiologi di Indonesia (Sebelum Perang Dunia)
Pada permulannya banyak para pujangga dan pemimpin Indonesia yang telah memasukan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajarannya, meskipun mereka belum mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Misalnya saja Ki Hajar Dewantara yang merupakan pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan nasional Indonesia. Ki Hajar Dewantara telah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap sosiologi dengan konsep-konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang dengan nyata dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Sebelum perang dunia kedua sosiologi masih dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu pengetahuan lainnya. Pada saat itu, sosiologi belum memiliki peranan dan kedudukan yang dianggap penting untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuannya.
Pada waktu itu, Sekolah Tinggi Hukum(Rechtshogeschool) di Jakarta merupakan satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang sebelum perang dunia memberikan kuliah-kuliah sosiologi di Indonesia. Meskipun sosiologi pada perguruan tinggi ini juga dimaksudkan sebagai ilmu pelengkap bagi mata pelajaran ilmu hukum. Pengajar yang memberikan kuliah pun bukan merupakan lulusan sosiologi karena pada saat itu belum ada spesialisasi sosiologi.
Pada Tahun 1934/1935 kuliah sosiologi pada sekolah tinggi tersebut justru ditiadakan karena dianggap tidak diperlukan dalam hubungan dengan pembelajaran hukum.
Didalam perkembangan sosiologi yang seperti itu, dimana teori yang diutamakan sementara ilmunya belum dianggap  penting untuk dipelajari tersendiri., tidak dapat diharapkan berkembangnya Sosiologis yang mencoba menemukan kenyataan-kenyataan sosiologi dalam masyarakat.
Perkembangan Sosiologi setelah Perang Dunia Kedua
Perkembangannya di Indonesia setelah perang dunia kedua baru mulai dikenalkan melalui dunia pendidikan oleh Soenario Kolopaking. Untuk pertama kalinya seorang sarjana Indonesia ini memberikan kuliah Sosiologi (1948) di Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta (akademi tersebut kemudian melebur ke dalam UGM, yang kemudian menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).
Dengan dibukanya kesempatan bagi para sarjana dan mahasiswa Indonesia untuk belajar diluar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuannya tentang Sosiologi. Bahkan ada beberapa orang yang mempelajari ilmu sosiologi secara khusus.
Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun setelah pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi Indonesia oleh Djody Gondokusumo yang memuat beberapa  pengertian elementer dari sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai filsafat.   Mulai saat itu banyak orang yang mengeluarkan buku-buku mengenai Sosiologi hingga Sosiologi berkembang pesat seperti sekarang ini.
Mungkin pada awalnya Sosiologi hanya digunakan sebagai ilmu bantu, namun saat ini sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mampu untuk berdiri sendiri. Adanya sosiologi sebagai sebuah ilmu yang mandiri telah memberikan banyak pengetahuan baru pada masyarakat. Dalam dunia pendidikan sosiologi mulai menjadi pelajaran yang dikaji secara khusus, yang kedudukannya sejajar dengan ilmu lainnya seperti sejarah, phsikologi, dan lainnya. Sosiologi ini mengkaji mengenai unsur sosial yang didalamnya terdiri dari struktur dan proses sosial. Oleh sebab itu kajiannya menjadi luas, karena seluruh fenomena sosial yang ada terdapat struktur dan proses sosialnya.
Sosiologi sebagai sebuah ilmu memiliki banyak cabang, seperti Sosiologi agama, Sosiologi ekonomi, Sosiologi Politik, Sosiologi hukum, Sosiologi Komunikasi, Sosiologi pariwisata, Sosiologi Komunikasi, dan masih banyak lainnya.
Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena sosiologi bersifat empiris, teoritis, kumulatif dan non-etis.
·         Sosiologi bersifat empiris karena sosiologi dalam mengkaji masyarakat didasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal.
·         Sosiologi bersifat teoritis karena sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsure-unsur yang didapat dalam observasi, disusun  secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
·         Sosiologi bersifat kumulatif karena teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
·         Sosiologi bersifat non-etis karena yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruk suatu fakta, melainkan menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.

Sosiologi saat ini mungkin belum begitu tenar layaknya Matematika atau Kedokteran. Hal ini dikarenakan sosiologi yang merupakan suatu cabang ilmu baru dalam ilmu sosial. Banyak orang yang meragukan jika anaknya ingin memahami lebih lanjut mengenai sosiolgi dengan mengambil spesifikasi sosiologi dalam dunia pendidikan. Mereka meragukan akan pekerjaan yang akan didapatkan jika anaknya mengambil jurusan Sosiologi. Padaahal banyak profesi yang dapat kita geluti dengan basic ilmu sosiologi. Beberapa diantaranya adlah:
1.       Periset
Periset ini dapat dikatakan sama dengan ilmuwan,dimana sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan pengetahuan.
2.       Konsultan Kebijakan
Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji mengenai fenomena sosial yang ada oleh karena itu prediksi sosiolog dapat digunakan dalam membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
3.       Guru atau Pendidik
Kegiatan belajar merupakan karir utama bagi sosiolog. Para lulusan Sosiologi dapat memilih untuk menjadi guru atau dosen pada perguruan tinggi.

Dalam kedudukannya sebagai sebuah ilmu, Sosiologi memiliki hubungan yang cukup erat dengan ilmu sosial lainnya seperti Ilmu Politik, Ekonomi, Sejarah, dan Antropologi.
·         Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Pada dasarnya ilmu politik merupakan suatu  ilmu yang mengkaji mengenai usaha untuk memperoleh, mempertahankan, dan menggunakan kekuasaan. Sementara itu, Sosiologi memusatkan perhatian kepada masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola yang umum juga. Dalam sosiologi, usaha untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan sebagai salah satu bentuk persaingan, pertikaian atau konflik.
·         Hubungan Sosiologi dengan Ekonomi
Ekonomi merupakan suatu ilmu yang mengkaji mengenai usaha manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan materialnya, sementara sosiologi mempelajari unsure-unsur dalam masyarakat secara keseluruhan.
·         Hubungan Sosiologi dengan Sejarah
Sosiologi dan sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kejadian dan hubungan yang dialami manusia sebagai individu dan anggota masyarakat. Meskipun ada perbedaan diantara keduanya, dimana sejarah menaruh perhatian pada peristiwa masa silam dan sifat unik dari peristiwa tersebut dan sosiologi hanya memperhatikan peristiwa yang merupakan proses kemasyrakatan yang timbull dari hubungan antarmanusia dalamsituasi berbeda.
·         Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Ada pendapat yang menyatakan bahwa antropologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatiannya pada masyarakat yang memiliki kebudayaan yang masih sederhana atau primitive.Sementara sosiologi memusatkan perhatian pada masyarakat modern. Namun seiring perkembangan zaman, antropologi juga menaruh perhatian  pada masyarakat modern, seperti munculnya kajian mengenai masyarakat perkotaan. Demikian pula dengan sosiologi yang mulai melihat masyarakat pedesaan. Menurut Koentjaraningrat yang dapa membedakan antopologi dengan sosiologi adalah metode ilmiahnya.

Manfaat Sosiologi
Banyak manfaat yang mampu diperoleh dengan memahami lebih dalam mengenai sosiologi. Dengan sosiologi kita mampu untuk melihat bagimana kedudukan kita, baik sebagai mahluk individu maupun sosial. Selain itu kita juga lebih memahami akan nilai, norma, kebiasaan, tradisi, yang dianut oleh masyarakat. Dengan mempelajari Sosiologi kita menjadi tahu akan apa yang terjadi dalam masyarakat bukan apa yang seharusnya terjadi pada masyarakat. Sosiologi juga mampu memberikan kontribusi berupa alternative-alternatif yang dapat diambil dalam menghadapi konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Sumber:
1.       Kun Maryati dan Juju Suryawati.2006. Seri Pendalaman Materi: Sosiologi SMA dan MA. Jakarta: ESIS
2.       Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.