Standar
Kompetensi : 1. Memahami
struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial
Kompetensi
Dasar : 1.3 Menganalisis hubungan antara
struktur sosial dengan mobilitas sosial
Indikator :
1. Mendeskripsikan pengertian mobilitas
sosial
2. Mengidentifikasikan
jenis, faktor dan saluran mobilitas sosial
3. Menganalisis
dampak mobilitas sosial yang terjadi dalam masyarakat
Tujuan :
1. Mendeskripsikan pengertian mobilitas
sosial
2. Mengidentifikasikan jenis, faktor dan
saluran mobilitas sosial
3. Menganalisis dampak mobilitas sosial yang terjadi dalam masyarakat
MOBILITAS SOSIAL (Social Mobility)
1.
Pengertian
Mobilitas Sosial
Gerak sosial
atau social mobility adalah suatu
gerak dalam stuktur sosial yang menggambarkan pola-pola tertentu yang mengatur
suatu kelompok sosial. Secara etimologis, kata mobilitas berasal dari kata mobile yang memiliki arti aktif, giat,
gesit. Oleh karena itu mobilitas dapat diartikan sebagai suatu gerakan. Berikut
merupakan definisi yang diberikan oleh beberapa ahli seperti yang tertera dalam
buku Saptono dan Bambang Suteng (2007: 81) :
a.
Borgatta
dan Borgatta
Mobilitas sosial merupakan gerakan orang per orang,
keluarga-keluarga atau kelompok-kelompok dari satu kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lainnya.
b.
Anthony
Giddens
Mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per
orang dan kelompok-kelompok di antara dua kedudukan-kedudukan sosial ekonomi
yang berbeda
c.
Horton
dan Hunts
Mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari satu
kelas ke kelas sosial lainnya.
d.
Soerjono
Soekanto
Mobilitas sosial merupakan suatu gerak dalam stuktur
sosial, yaitu pola-pola yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial
2.
Jenis,
Faktor dan Saluran Mobilitas Sosial
a.
Jenis
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial memiliki beberapa jenis yaitu
mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horisontal, mobilitas
intragenerasi, mobilitas antargenerasi, dan mobilitas stuktural.
1)
Mobilitas
sosial vertikal merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang
memiliki kedudukan sosial yang berbeda atau tidak sederajat, baik secara
individual maupun kelompok. Mobilitas vertikal ini biasa didasarkan atas
kekayaan, pendapatan, atau kedudukan.
Menurut Giddens, mobilitas vertikal dapat dibagi lagi ke dalam dua
jenis, yaitu gerak ke atas atau naiknya suatu kedudukan sosial seseorang (social climbing) dan gerak ke bawah atau
turunnya kedudukan sosial seseorang (social
sinking).
2)
Mobilitas
sosial horisontal merupakan gerakan dari satu kedudukan ke kedudukan lainnya
yang masih berada dalam satu ranking sosial atau sederajat. Mobilitas sosial
juga dapat berupa perpindahan seseorang atau kelompok secara geografis dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.
3)
Mobilitas
intragenerasi merupakan gerakan atau perpindahan status yang dialami oleh
individu semasa hidupnya. Contohnya
yaitu manajer yang dipecat dan kemudian bekerja lagi hanya menjadi karyawan
biasa.
4)
Mobilitas
antargenerasi merupakan perubahan status yang dialami oleh seseorang yang
berbeda dari status kedua orangtuanya. Contohnya yaitu keberhasilan seseorang
anak petani yang menjadi insiyur karena keinginan orangtuanya untuk
menyekolahkan anaknya demi mendapat kedudukan yang lebih baik daripada kedua
orantuanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa anak memiliki status yang lebih
tinggi sebagai insinyur jika dibandingkan dengan kedua orangtuanya yang hanya
bekerja sebagai petani.
5)
Mobilitas
stuktural merupakan jenis mobilitas sosial yang dihasilkan dari
perubahan-perubahan distribusi status dalam masyarakat. Contohnya yaitu dengan
menurunnya penghargaan kepada petani sebagai dampak akan semakin meningkatnya
penghargaan masyarakat kepada karyawan kantoran.
b.
Faktor
Mobilitas Sosial
Horton dan Hunt dalam buku Saptono dan Bambang Suteng
(2007: 92 ) menyebutkan bahwa tingkat mobilitas sosial ditentukan oleh dua
faktor, yaitu :
1)
Faktor
Struktur merupakan faktor yang menentukan jumlah dari kedudukan tinggi yang
harus diisi dan kemudahan dalam memperolehnya. Faktor struktur ini terdiri dari
struktur pekerjaan, struktur ekonomi, perbedaan fertilitas, dan penghambat dan
penunjang mobilitas. Adapun faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial
adalah perbedaan ras dan agama, adanya diskriminasi kelas, kemiskinan yang
membatasi seseorang untuk dapat berkembang, dan adanya perbedaan gender.
Sementara faktor yang mendorong adalah perubahan kondisi sosial, ekspansi
teritorial dan gerak populasi, komunikasi yang bebas, pembatasan kerja yang
menuntut ketrampilan khusus, dan tingkat kelahiran yang berbeda.
2)
Faktor
Individu merupakan faktor yang ada dalam diri seseorang yang akan menentukan
siapa yang akan mencapai kedudukan seseorang. Faktor individu ini mencakup
perbedaan bakat/kemampuan, perilaku yang berorientasi kepada mobilitas, dan
keberuntungan. Semakin keras usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan
mobilitas maka akan semakin besar pula kemungkinan orang tersebut untuk
melakukan mobilitas.
c.
Saluran
Mobilitas Sosial
Ada beberapa
saluran yang dapat digunakan untuk dapat melakukan mobilitas sosial, yaitu:
1)
Keluarga
Keluarga dapat menjadi saluran mobilitas sosial karena
dengan adanya perkawinan untuk menjadi suatu keluarga orang yang berasal dari
lapisan menengah atau bawah dapat menikah dengan orang dari lapisan atas dan
begitu pula sebaliknya.
2)
Lembaga
Pendidikan
Lembaga
pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi memiliki peranan yang penting
dalam menyiapkan masyarakat dalam menjalani kehidupan sosial. Salah satu fungsi
dari lembaga pendidikan itu sendiri adalah untuk memberikan bekal hidup kepada
siswa agar mampu bertahan di dalam kehidupan sosial, termasuk di dalamnya untuk
melakukan mobilitas. Misalnya saja anak dari seorang petani yang memperoleh
pendidikan hingga perguruan tinggi. Kesempatan anak untuk mengakses pendidikan
mampu membuka peluang anak untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi, seperti
sebagai seorang arsitek. Sehingga dapat dikatakan bahwa anak tersebut telah
mengalami mobilitas sosial.
3)
Organisasi
Politik
Banyak orang
yang mampu melakukan mobilitas sosial melalui organisasi politik seperti
anggota DPR yang terpilih dalam PEMILU sebagai wakil dari parta politik
tertentu. Sebelum masuk ke dalam partai politik individu tersebut merupakan
orang biasa, namun setelah mewakili partai politik yang dianutnya dalam PEMILU
dan memenangkan posisi tertentu maka secara otomatis orang tersebut akan
mengalami kenaikan kedudukan atau status sosial.
4)
Organisasi
Ekonomi
Mobilitas
sosial dapat dikaitkan dengan organisasi ekonomi, baik bergerak di bidang
produksi, distribusi maupun konsumsi. Pekerjaan yang berkaitan dengan bidang
tersebut ada yang termasuk ke da;a, status tinggi dan rendah. Semua orang akan
berusaha untuk mencapai kedudukan tertinggi dalam pekerjaan sehinga
memungkinkan untuk terjadinya mobilitas.
3.
Dampak
Mobilitas Sosial yang terjadi dalam Masyarakat
Segala suatu yang terjadi pasti akan membawa dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif. Begitu pula dengan terjadinya mobilitas
sosial. Terjadinya mobilitas sosial akan membawa dampak, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Berikut merupakan dampak yang diakibatkan oleh
terjadinya mobilitas sosial:
a.
Dampak
Positif
1)
Memungkinkan
masyarakat untuk mengisi jabatan yang ada dengan orang yang paling ahli di
bidangnya.
2)
Memberikan
kesempatan bagi setiap orang untuk mencapai tujuan hidup
3)
Memungkinkan
berlangsungnya pengembangan kepribadian bagi masyarakat secara optimal
b.
Dampak
Negatif
1)
Dampak
psikis karena ketegangan dalam mempelajari peran baru yang disebabkan oleh
gerakan sosial yang dialami
2)
Mobilitas
sosial memungkinkan untuk memicu konflik sosial karena pada dasarnya kenaikan
suatu kelompok dalam kedudukan tertentu pasti akan dibarengi dengan penurunan
kedudukan bagi kelompok lainnya.
Sumber
Saptono dan Bambang
Suteng. 2007. Sosiologi Untuk SMA Kelas
XI. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Soleman b. Taneko. 1984.
Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: CV. Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar