Rabu, 11 Januari 2012

metode penelitian kuantitatif


PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Grendi Hendrastomo



Disusun oleh:
Nisa Karimah Hakim      ( 10413244012 )


PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

A.     Judul
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

B.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat vital dan diperlukan bagi perkembangan hidup manusia. Selain itu, pendidikan juga mempunyai peran yang besar dalam kemajuan sebuah bangsa. Adanya pendidikan diharapkan manusia dapat meningkat, dan berkembang seluruh potensi atau bakat alamiahnya sehingga menjadi manusia yang relatif lebih baik, lebih berbudaya, dan lebih manusiawi (Dwi Siswoyo dkk, 2008:1). Secara historis pendidikan sudah ada sejak keberadaan manusia itu sendiri. Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia maka pendidikan juga ikut berkembang menyesuaikan perubahan yang ada.
Dalam dunia pendidikan terdapat 3 komponen sentral, yaitu pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan. Untuk menciptakan pendidikan yang mampu mencetak orang-orang besar maka dituntut adanya keharmonisan dalam ketiga aspek tersebut. Namun, pendidikan yang terjadi saat ini nampaknya belum terwujud dengan baik. Pada kenyataannya banyak pendidik yang tidak mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan, termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ada dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Suparman dalam Martinis Yamin dan Maisah (2009:135) strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Suparman juga mengatakan bahwa strategi tersebut terdiri atas komponen-komponen seperti urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu.
Komponen-komponen yang terdapat dalam strategi pembelajaran merupakan komponen yang penting bagi dunia pendidikan. Salah satu komponennya adalah metode pembelajaran. Istilah metode pembelajaran merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi bagi pendidik. Setiap pendidik dituntut untuk menguasai berbagai aspek yang terkait dengan metode pembelajaran karena setiap periode pendidikan, pendidik akan menemukan situasi-situasi yang baru dengan peserta didik yang baru pula. Disini pendidik dituntut untuk mampu menerapkan dan memilih metode mana yang paling tepat untuk digunakan.
Tahap pendidikan yang paling tinggi tingkatannya adalah perguruan tinggi. Dimana dalam dunia pendidikan pada perguruan tinggi, khususnya Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Sosiologi hampir sebagian besar pendidik menerapkan metode diskusi dalam kelas. Hanya sedikit pendidik yang menerapkan metode ceramah, ataupun metode lainnya.
Untuk itu, penulis ingin mengkaji mengenai pengaruh yang muncul ketika pendidik menerapkan metode pembelajaran diskusi pada prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta.


C.     Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut.
a.    Kegiatan pembelajaran pada Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta hampir sebagian besar menggunakan metode pembelajaran diskusi.
b.    Sebagian besar pendidik menerapkan metode diskusi dalam proses belajar mengajar. Hanya terdapat sebagian kecil pendidik/dosen yang menggunakan metode pembelajaran selain metode diskusi.
c.    Dalam penerapan metode diskusi biasanya hanya beberapa mahasiswa yang turut berpartisipasi aktif didalamnya. Selain itu, penerapan metode diskusi menyebabkan sulitnya memprediksi hasil belajar siswa karena interaksi terjadi secara spontan. Metode diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, sementara waktu yang ada terbatas.
d.   Prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi Uiversitas Negeri Yogyakarta cenderung tidak merata. Ada beberapa mahasiswa yang prestasi belajarnya tinggi, namun ada pula yang prestasi belajarnya tergolong rendah.

2.      Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi penelitian ini pada “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta”.



D.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.
a.    Bagaimana penerapan metode pembelajaran diskusi dalam pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY?
b.    Bagaimana prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran diskusi?
c.    Apakah penggunaan metode pembelajaran diskusi mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY?

E.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut.
a.    Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran diskusi dalam proses pembelajaran mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY.
b.    Untuk mengetahui prestasi mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran diskusi.
c.    Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran diskusi dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY.

F.      Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.      Manfaat Teoritis
Sebagai hasil karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama atau relevan sehingga dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya mengenai gambaran tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY, selain itu juga dapat menambah informasi untuk mata kuliah sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh metode yang diterapkan terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dijadikan bahan kajian dalam proses pembelajaran ketika peneliti menjadi seorang pendidik.
b.      Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan mampu untuk digunakan sebagai masukan peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa di masa yang akan datang.
c.       Bagi Mahasiswa Pendidikan Sosiologi
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi dengan menemukan metode yang paling tepat dalam proses pembelajaran.
d.      Bagi Pendidik/Dosen Pendidikan Sosiologi
Dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mahasiswa yang pada akhirnya mampu untuk mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.
e.       Bagi Institusi Terkait
Dengan meningkatnya prestasi belajar mahasiswa diharapkan instansi yang terkait dapat memperoleh suatu kebanggaan dan labellling dari masyarakat karena telah mampu mencetak mahasiswa yang berprestasi.

G.     Kerangka Teori
1.     Kajian Teori
a.       Belajar
1)      Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses dalam kehidupan manusia dalam memperoleh suatu pengetahuan. Belajar merupakan suatu hal yang selalu ada seiring dengan proses perkembangan hidup manusia. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan aktivitas tersebut sangatlah kompleks. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Rahmad Arifin (2011) siswa merupakan penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Dengan adanya proses belajar, mahasiswa diharapkan mampu untuk berubah menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga dengan adanya perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan penguasaan dan penambahan pengetahuan, motivasi, sikap, nilai, dan lainnya. Belajar bukan hanya bisa dilakukan dalam pendidikan formal. Pendidikan juga mampu dilaksanakan dalam pendidikan non-formal dan informal.
2)      Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar anak. Faktor tersebut adalah faktor intern yang berasal dari dirinya sendiri dan juga faktor ekstern yang berasal diluar dirinya atau lingkungannya.
a)      Faktor Intern
Faktor yang berasal dari dalam dirinya mencakup aspek jasmaniah dan rohaniah. Aspek jasmaniah terkait dengan kondisi fisik siswa, panca indera, dan lainnya. Setiap orang tentunya memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat kita lihat dari daya tubuh dalam belajar. Ada siswa/mahasiswa yang hanya mampu bertahan selama satu jam dalam belajar, namun ada pula yang mampu bertahan selama berjam-jam. Selain kondisi fisik, aspek lainnya adalah panca indera. Panca indera juga mempengaruhi proses belajar anak. Misalnya saja panca indera penglihatan. Dalam dunia perkuliahan sering kali pendidik menggunakan proyektor yang sudut pandangnya terbatas. Jika ada anak yang penglihatannya sudah terganggu (minus) dan berada dibagian belakang kelas, maka siswa tersebut akan mengalami kendala dalam mengikuti proses pembelajaran. Lain halnya dengan anak yang tidak mengalami gangguan penglihatan, meskipun dia berada dibelakang maka tidak akan mempengaruhi proses belajarnya.
Aspek rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Jika kondisi kesehatan psikis baik, maka akan mampu membuat seseorang untuk belajar tanpa adanya tekanan. Tekanan-tekanan dapat berupa tekanan batin maupun gangguan perasaan yang dapat menghambat proses belajar. Kondisi intelektual juga mempunyai peran yang penting dalam meraih hasil belajar. Selain itu juga terdapat aspek lainnya yang berupa kondisi sosial. Seseorang yang memiliki kondisi sosial ataupun hubungannya dengan orang lain yang berjalan dengan wajar dan baik-baik saja akan memberikan ketentraman hidup yang akhirnya dapat mempengaruhi tingkat konsentrasinya dan tentu saja mempengaruhi hasil belajarnya.
b)      Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor ekstern ini berasal dari lingkungan dimana siswa/mahasiswa berada. Faktor ekstern ini dapat dilihat dari berbagai aspek. Beberapa diantaranya adalah aspek fisik maupun sosial phsikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dari siswa/mahasiswa tersebut. Keluarga merupakan agen sosialisasi yang pertama dan paling utama dalam perkembangan individu. Keluarga yang memberikan landasan dasar bagi proses belajar, baik itu di sekolah maupun masyarakat.
Keadaan sekolah juga memiliki pengaruh bagi perkembangan individu. Sekolah yang memiliki keadaan fisik yang memadai dan kaya akan aktivitas-aktivitas pembelajaran akan membuat iklim yang membuat siswa lebih mudah dalam menangkap materi yang diberikan pada proses pembelajaran. Lingkungan sosial yang berada di sekitar sekolah juga memiliki peran dalam perkembangan siswa/mahasiswa. Misalnya saja sekolah yang berada di lingkungan yang berada di tepi jalan raya. Keadaan tersebut akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif dan bising. Kebisingan tersebut yang kemudian akan membuat konsentrasi siswa terpecah, sehingga hasil belajarnya tidak optimal.
3)      Prestasi Belajar
Prestasi merupakan hasil dari apa yang telah diperbuat oleh seseorang setelah mengerjakan suatu aktivitas. Zaenal arifin mengatakan bahwa prestasi merupakan kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin:2011). Sementara menurut Mubbin syah dalam Arifin (2011) prestasi merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Jadi dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar. Prestasi belajar merupakan bagian dari kegiatan belajar.
Upaya mengukur prestasi belajar dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi merupakan suatu cara yang digunakan guna mengukut hasil dari sebuah aktivitas. Nana Sudjana dalam Rahmad Arifin (2011) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu dan berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar merupakan proses untuk mengetahui dan menentukan nilai dari kegiatan belajar siswa melalui penilaian yang sesuai.

b.      Metode Pembelajaran Diskusi
1)      Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran berarti cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana dalam pembelajaran, yang telah disusun agar tercapai secara optimal. Metode dalam proses pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat bergantung akan metode yang diterapkan. Suatu metode tidak dapat diterapkan secara spekulatif. Metode yang akan digunakan harus lah disesuaikan dengan kondisi dan situasi anak didik.
2)      Jenis Metode Pembelajaran
Menurut Zuharini dalam Martinis Yamin dan Maisah (2009:149) ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu:
a)      Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan suatu cara yang sering dilakukan pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Metode ceramah ini merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
b)      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang disajikan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian , demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Meskipun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan , akan tetapi strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan dalam mendukung keberhasilan strategi pembelajaran , demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
c)      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, menjawab, pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode yang digunakan guna saling bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.


3)      Metode Diskusi
a)      Pengertian
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, menjawab, pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode yang digunakan guna saling bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
b)      Jenis Metode Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu:
(1)   Diskusi Kelas
Diskusi kelas juga sering disebut dengan diskusi kelompok. Jenis diskusi ini merupakan metode yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta dalam diskusi guna memecahkan masalah yang ada. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru/dosen membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, dan siapa yang menjadi notulen. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan yang kelima, moderator membuat kesimpulan atas diskusi yang telah berlangsung.
(2)   Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi yang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri atas 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan penyajian masalah oleh guru yang dilakukan secara umum. Kemudian masalah tersebut dibagi ke dalam sub-sub masalah yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok kecil. Seusai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok kemudian yang akan menyajikan hasil diskusinya.

(3)   Symposium
Symposium merupakan metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan guna memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim dan perumus yang telah ditentukan sebelumnya, dan lain sebagainya.
c)      Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi
Ada beberapa kelemahan metode diskusi jika diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
(1)  Seringkali terjadi pembicaraan yang didominasi oleh 2 atau 3 orang yang memiliki ketrampilan berbicara.
(2)  Terkadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulannya menjadi kabur.
(3)  Memerlukan waktu yang cukup panjang, yan terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
(4)  Dalam diskusi, sering terjadi perbedaan pendapat yang emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, ada pihak yang merasa tersinggung, dan pada akhirnya mengganggu iklim pembelajaran.
Sementara kelebihan dari metode diskusi adalah:
(1) Metode diskusi mampu merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan ide-ide atau gagasan.
(2) Melatih siswa untuk membiasakan diri untuk bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
(3) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, metode diskusi juga mampu untuk melatih siswa agar menghargai pendapat orang lain.
2.     Kerangka Pikir
Metode diskusi merupakan suatu metode yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Namun, kelemahan dalam metode ini adalah partisipasi mahasiswa yang tidak menyeluruh. Seringkali diskusi didominasi oleh 2 atau 3 orang yang mempunyai ketrampilan berbicara yang lebih. Sementara mahasiswa yang lainnya tidak memperhatikan apa yang tengah dipaparkan oleh penyaji/sumber masalah. Kelemahan-kelemahan tersebut yang membuat peneliti ingin mengkaji mengenai seberapa besar pengaruh penerapan metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk lebih mengetahui peran metode diskusi terhadap prestasi belajar mahasiswa, maka akan dilakukan perbandingan dengan penerapan metode lainnya, seperti metode ceramah.

3.     Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir diatas, hipotesis tindakan ini mengacu pada ketiga jenis metode diskusi. Pertama, metode diskusi kelas yang juga sering disebut dengan diskusi kelompok. Jenis diskusi ini merupakan metode yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta dalam diskusi guna memecahkan masalah yang ada. Kedua, diskusi kelompok kecil yang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri atas 3-5 orang. Ketiga, symposium yang merupakan metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan guna memberikan wawasan yang luas kepada siswa.  Selain itu, tindakan ini juga mengacu pada penerapan metode-metode ceramah yang dilakukan oleh pendidik.

H.     Cara Penelitian
1.      Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas, dimana penelitian akan dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model penelitian yang diutarakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Kemis dalam perencanannya mengunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Pola dasar PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut.
Perenungan        Perencanaan         Tindakan dan Observasi I         Refleksi I        Rencana Terevisi I        Tindakan dan Observasi II          Refleksi II         
                    Rencana Terevisi II         Tindakan dan Observasi III         Refleksi III
2.      Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial berada pada kampus karangmalang, Yogyakarta.
3.      Subyek Penelitian
Teknik yang digunakan dalam menentukan subyek penelitian dengan menggunakan teknik populasi dan sampel. Dimana populasi penelitiannya adalah mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Banyak cara yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah sampel. Pada kali ini, peneliti akan menggunakan metode cluster sampel. Peneliti akan membagi populasi ke dalam beberapa kelompok. Kelompok-kelompok tersebut didasarkan pada kelas atau angkatan. Peneliti akan memilih sampel dari beberapa kelompok tersebut. Kemudian Peneliti akan memilih salah satu kelas melalui sistem acak. Peneliti memilih salah satu kelas dikarenakan peneliti akan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Dalam pengajaran mahasiswa Pendidikan Sosiologi, ada dosen yang menggunakan metode diskusi dan ada pula yang menggunakan metode ceramah (tidak menggunakan metode diskusi). Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian terhadap dua tindakan yang berbeda ini.

4.      Sumber Data
Sumber data merupakan suatu keadaan dimana seorang peneliti dapat memperoleh suatu informasi mengenai variabel yang sedang diteliti. Sumber data dari penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta dan juga pendidik/dosen Prodi Pendidikan Ssosiologi Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, data juga akan diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berupa angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.
5.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau cara yang akan dilakukan dalam proses pengumpulan data adalah pemberian angket, observasi wawancara dan dokumentasi.
a.       Angket
Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang harus dijawab oleh responden. Pada metode ini, pertanyaan-pertanyaan harus ditulis dalam format kuesioner, dan kemudian disebarkan kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban-jawaban responden inilah, peneliti akan memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Ada beberapa kelebihan penggunaan metode angket dibanding dengan metode lainnya, yaitu.
1)      Tidak memerlukan kehadiran peneliti
2)      Dapat menjangkau responden dalam jumlah yang banyak.
3)      Seragam untuk semua responden
4)      Kerahasiaan responden terjamin karena responden bebas untuk tidak menyebutkan namanya (anonim).
5)      Dapat dijawab menurut kesempatan yang dimiliki responden.
Angket ini akan diberikan kepada responden sebelum terjadinya proses pembelajaran dan juga setelah proses pembelajaran guna menguji validitas dan reliabilitas data, serta mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY. Tujuan diberikannya angket adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar menurut mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Pada penggunaan metode angket peneliti akan menggunakan sistem cluster sampling yang didasarkan pada kelas. Untuk itu peneliti akan menyebarkan angket kepada kelompok yang menjadi sampel dalam metode cluster sampling. Di dalam sebuah kelas ini, terdapat perbedaan cara dosen melakukan pembelajaran. Ada yang menggunakan metode diskusi dan ada yang menggunakan metode lainnya, misalnya metode ceramah. Disini peneliti akan memberikan angket setelah terjadi proses pembelajaran, baik yang menggunakan metode diskusi maupun yang menggunakan metode ceramah.
b.      Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki (Rahmad Arifin: 2011). Sementara menurut W. Gulo dalam Rahmad Arifin (2011) observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jenis observasi yang akan dilakukan adalah observasi partisipatoris. Jenis observasi partisipatoris merupakan suatu jenis observasi yang melibatkan peneliti untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi secara langsung. Penggunaan jenis observasi ini bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Pada penggunaan metode ini, peneliti akan melakukan observasi terhadap kelompok kelas yang dipilih secara acak (random). Peneliti akan memilih satu kelas yang didalamnya terdapat dua metode pengajaran, yaitu menggunakan metode diskusi dan satu kelas yang menggunakan metode lainnya, guna mengetahui pengaruh dari penerapan metode pembelajaran diskusi.
c.       Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan dengan melakukan proses tanya jawab guna mendapat data dari responden. Wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan verbal yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman akan materi yang dijelaskan dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi.
d.      Dokumentasi
Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan media, baik itu kamera, handicam, atau alat lainnya. Pada penelitian kali ini peneliti akan menggunakan kamera dan menggunakan hasil foto yang telah diambil pada saat proses pembelajaran tengah berlangsung.
6.      Instrumen Penelitian
a.       Angket
Angket digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh penggunaan metode pembelajaran diskusi dan metode ceramah terhadap prestasi belajar mahasiswa. Angket ini akan diberikan sesudah dan sebelum terjadinya proses pembelajaran.
b.      Observasi
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam observasi berupa lembar observasi. Lembar observasi tersebut bersifat terstruktur, yaitu sudah memiliki pedoman-pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah yang dilakukan sehingga peneliti hanya tinggal melakukan check list. Lembar observasi ini yang akan digunakan untuk mengukur berapa besar pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Tabel 1. Kisi-kisi pedoman observasi prestasi belajar mahasiswa
No
Nama Siswa
Indikator Prestasi Belajar
Jumlah
1
2
3
4
5

1







2







3







….







N







Jumlah Total

Keterangan:
Indikator Prestasi Belajar
1. Keaktifan dalam proses pembelajaran
2. Tugas Individu
3. Tugas Kelompok
4. Ujian Tengah Semester
5. Ujian Akhir Semester
Skala Yang digunakan untuk mengisi indikator prestasi belajar
5= sangat baik
4= baik
3= cukup baik
2= kurang baik
1= tidak baik

c.       Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara dengan sistem wawancara terstruktur, dimana pertanyaan-pertanyaan sudah disiapkan terlebih dahulu. Sehingga pada saat melakukan tanya jawab peneliti akan memiliki pedoman dan tidak melebar pada materi lainnya. Meskipun menggunakan metode wawancara terstruktur tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain terhadap responden dengan tujuan proses wawancara tidak berlangsung secara kaku.
d.      Dokumentasi
Peneliti akan menggunakan kamera/handicam guna merekam dan mengabadikan proses pembelajaran untuk memperkuat data-data hasil penelitian yang telah dilakukan.

7.      Prosedur Tindakan
Pada tahap ini peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart. Model Kemmis dan Taggart ini terdiri dari beberapa siklus. Berikut merupakan siklus-siklus yang akan digunakan oleh peneliti.
a.      Siklus I
1)      Perencanaan
Pada tahap ini peneliti akan merancang model pembelajaran yang akan diterapkan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Setelah itu  peneliti akan menyiapkan instrumen yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan data berupa kamera/handicam, lembar observasi, lembar wawancara dan angket. Setelah semua selesai disiapkan, maka tahap selanjutnya adalah menyiapkan media pembelajaran yang akan diterapkan.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan hal-hal yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dibantu oleh  beberapa dosen/pembimbing mata kuliah yang menerapkan metode diskusi dan metode ceramah. Selanjutnya adalah melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah kegiatan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Pada tahap ini juga harus memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, pada tahap ini juga akan dilakukan upaya-upaya antisipatif dengan melakukan solusi apabila menemui kendala/hambatan dalam melakukan tahapan-tahapan tindakan.
3)      Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam mengamati proses observasi ini peneliti hanya tinggal mengisi lembar observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar peneliti akan memberikan angket kepada mereka guna mengetahui sejauh mana pengaruh metode yang diberikan terhadap prestasi belajar. Hal ini akan dilakukan secara terus-menerus selama proses observasi berlangsung hingga akhirnya peneliti dapat mengambil kesimpulan akan data yang diperoleh.
4)      Refleksi
Pada tahap ini semua data yang telah diperoleh akan dianalisis sehingga dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk penerapan metode pembelajaran diskusi . Hasil dari refleksi tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan tindakan pada siklus II yang tentunya harus lebih efektif jika dibandingkan dengan siklus I.


b.      Siklus II
1)      Perencanaan
Perencanaan pada siklus ini merupakan perencanaan yang berkaca pada siklus I. Perencanaan pada siklus II adalah menyiapkan lembar observasi, kamera/handicam, lembar wawancara menyusun model pembelajaran, dan menyiapkan media yang sesuai dengan metode pembelajaran dan materi pembelajaran yang akan disampaikan serta membuat kuisioner/angket untuk dibagikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan apa yang dilakukan pada siklus I.
3)      Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II sama seperti apa yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan observasi juga dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Setelah itu, peneliti juga akan memberikan angket sebelum dan sesudah terjadinya proses pembelajaran.
4)      Refleksi
Refleksi pada siklus II tidak hanya digunakan sebagai acuan/pedoman dalam merencanakan perlakuan yang lebih efektif lagi untuk diterapkan pada siklus III. Refleksi pada siklus II ini juga akan dibandingkan dengan hasil refleksi siklus I. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah dikenai perlakuan pada siklus I dan siklus II.
c.       Siklus III
1)      Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus III mengacu pada perencanaan yang dilakukan pada siklus II. Dalam tahap ini peneliti juga akan menyiapkan lembar observasi, kamera/handicam, lembar wawancara merancang model pembelajaran, menyiapkan media yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan juga angket untuk mahasiswa.

2)      Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III pada dasarnya sama dengan siklus II.
3)      Observasi
Kegiatan observasi pada siklus III sama seperti kegiatan observasi pada siklus II. Obervasi akan dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Selain melakukan obervasi peneliti juga akan membagikan angket terhadap mahasiswa.
4)      Refleksi
Hasil refleksi pada siklus III digunakan untuk membandingkan dengan siklus I dan II. Melalui hasil perbandingan ini akan diketahui bagaimana grafik prestasi belajar mahasiswa yang menerima metode pembelajaran diskusi dan mahasiswa yang menerima metode ceramah.

8.      Validasi Data
Validasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapat derajat kepercayaan dalam sebuah penelitian. Umumnya suatu data yang diperoleh peneliti harus melalui proses validasi data guna mendapatkan kepercayaan atas data yang diperoleh. Salah satu cara pengujian validasi terhadap data yang diperoleh adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan cara memvalidasi data dengan membandingkan data dari berbagai perspektif, baik itu data yang berasal dari teknik pengumpulan data berupa observasi maupun angket. Selain itu, untuk mengetahui apakah data itu valid atau tidak, kita dapat menggunakan analisis korelasi. Melalui penggunaan analisis korelasi dapat mengetahui seberapa besar koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan valid.

9.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis data kuantitatif. Teknik data kuantitatif ini didapat dengan teknik pengumpulan data berupa pengisian lembar observasi dan angket (kuesioner). Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah pengeditan, pengkodingan, dan telaah ikhtisar dalam tabel, dan yang terakhir adalah melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh. Untuk menganalisis data, peneliti akan menggunakan metode analisis korelasi. Metode analisis korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antarvariabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi kedalam tiga kriteria, yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negatif, dan tidak mempunyai hubungan. Penggunaan analisis relasi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penerapan metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY.
Sebelum menentukan besar pengaruh metode diskusi terhadap prestasi belajar, akan dilakukan terlebih dahulu metode uji t-2 sampel. Dimana dalam uji  t- 2 sampel terdapat dua macam cara, yaitu independent t-tes dan paired t-test. Peneliti akan menggunakan uji independent t-test guna mengetahui apakah ada perbedaan antara penerapan metode diskusi dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan sosiologi.
Untuk membandingkan apakah ada perbedaan prestasi antara kelas yang dalam menggunakan metode diskusi dan   metode ceramah ada dua, yaitu ketika jumlah data (n) sama dan jumlah data (n) berbeda.
Rumus dari independent t-test dengan jumlah data (n) yang sama adalah sebagai berikut.


Untuk mencari varian sampel satu maupun sampel dua dapat menggunakan rumus:

 
Sementara rumus independent t-test untuk jumlah data (n) yang berbeda adalah sebagai berikut.
Dimana:
 : Rata-rata sampel pertama (1)
 : Rata-rata sampel kedua (2)
 :Varian sampel 1
 :Varian sampel 2
    : Jumlah Sampel
Setelah mengetahui besar t hitung, langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan tabel. Untuk membandingkan dengan tabel maka harus diketahui terlebih dahulu taraf signifikansi dan juga dk. Untuk taraf signifikansi telah ditetapkan sebanyak 5 % dan untuk dk digunakan rumus . Tabel yang digunakan adalah tabel nilai-nilai distribusi t.
Setelah mengetahui apakah ada perbedaan antara penerapan dua metode yang berbeda terhadap prestasi belajar, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis korelasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh penerapan metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar mahasiswa. Analisis korelasi ini dapat dilakukan dengan uji korelasi product moment.






Berikut adalah langkah untuk melakukan uji korelasi product moment.
1.      Buat Hipotesa
2.      Buat Tabel Penolong
No
Variabel X
(Metode Pembelajaran)
Variabel Y
(Prestasi Belajar)
1





2





3















Setelah membuat tabel bantu, kita dapat menghitung korelasi antarvariabel yaitu dengan rumus.
Dimana:
  : korelasi antarvariabel x dengan y
x     : ( )
y     : ( )
atau dengan rumus

3.      Menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dengan rumus koefisien determinan, seperti berikut.
 
Dimana:
KD           : Besarnya koefisien determinan
r                : Koefisien korelasi
4.      Uji signifikansi menggunakan rumus t-test
Untuk mencari t tabel dengan mencari dk dan menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi yang telah ditentukan adalah 5%. Sementara untuk mencari dk yaitu . Untuk melakukan pembandingan maka diperlukan tabel nilai r product moment. Jika hasil t hitung  t tabel maka data yang ada dapat dikatakan signifikan. Begitu pula sebaliknya, jika t hitung  t tabel maka data yang ada tidak signifikan.

Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, maka akan diketahui seberapa besar hubungan variabel x dengan variabel y, seberapa besar kontribusi variabel x dengan variabel y, dan juga akan diketahui apakah ada hubungan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran diskusi dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNY.

I.         Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan, yaitu pada bulan Mei-Juni. Adapun rincian rencana kegiatannya adalah sebagai berikut.
Kegiatan
Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
Proposal






Perizinan







Pengumpulan Data






Analisis Data






Penulisan Laporan







J.        Daftar Pustaka
Dwi Siswoyo, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Hassan Langgulung. 1984. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Radar Jaya Offset
Martinis Yamin dan Maisah.2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press
Skripsi
Rahmad Arifin. 2011. Implementasi Metode Active Learning Time Token Arends 1998 untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas Khusus Olahraga SMA N 4 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi S1: Pendidikan Sosiologi FIS UNY.
Jurnal
Suprayekti. 2008.Penerapan Model Pembelajaran Interaktif pada Mata Pelajaran IPA di SD.TEKNODIK.Vol. XII. No.1.19-25



















KUESIONER

Berikut merupakan kuesioner yang akan dibagikan sebelum terjadinya proses pembelajaran terhadap kelas yang menerapkan metode pembelajaran diskusi.

Identitas responden
Nama..............................................
Kelas/Prodi……………………….
(Identitas responden boleh diisi atau pun tidak)

Petunjuk
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda  (check list) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara. Pilihlah jawaban yaitu dengan alternatif sebagai berikut 1(Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Netral), 4 (Tidak Setuju), 5 ( Sangat Tidak Setuju).

No
Pernyataan
Jawaban
1
2
3
4
5

Efektifitas Metode Diskusi





1
Model Pembelajaran Diskusi merupakan model pembelajaran yang menyenangkan





2
Metode diskusi adalah metode yang efektif untuk melaksanakan proses pembelajaran  





3
Seluruh anggota kelas berpartisipasi dalam pelaksanaan diskusi





4
Setiap mahasiswa mempunyai peran dalam keberhasilan proses diskusi





5
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan diskusi





6
Proses diskusi terjadi secara menyeluruh dan tidak hanya didominasi beberapa orang.






Peran individu dalam kelompok





7
Saya turut berperan dalam proses perencanaan diskusi





8
Saya turut berperan dalam proses penyusunan hasil diskusi





9
Saya turut berperan dalam memberikan materi untuk menjawab pertanyaan dalam proses diskusi





10
Saya turut berperan dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam proses diskusi





11
Seluruh anggota kelas berpartisipasi dalam pelaksanaan diskusi






Peran Individu secara personal





12
Saya mendengarkan dengan baik pada saat berlangsungnya diskusi





13
Saya berani mengajukan pertanyaan dalam kelompok





14
Saya aktif mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelompok





15
Saya aktif memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang ada dalam kelompok





16
Saya aktif memberi tanggapan terhadap jawaban yang diberikan oleh teman






Prestasi Individu





17
Saya mempunyai index prestasi (IP) yang tinggi dibandingkan dengan yang lain





18
Saya lebih mudah mengerjakan tugas setelah melakukan diskusi





19
Saya menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawab saya dengan tepat waktu





20
Saya mengerjakan tugas yang diberikan berdasarkan kemampuan saya





21
Saya tidak setuju dengan perbuatan mencontek saat ujian





22
Saya mampu mengerjakan soal ujian dengan baik





23
Saya selalu mempelajari materi yang akan dikaji pada pertemuan berikutnya





24
Saya belajar minimal  1 jam dalam sehari





25
Saya memiliki materi hasil diskusi sebagai bahan untuk menghadapi ujian

















KUESIONER

Berikut merupakan kuesioner yang akan dibagikan sebelum terjadinya proses pembelajaran terhadap kelas yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.

Identitas responden
Nama..............................................
Kelas/Prodi……………………….
(Identitas responden boleh diisi atau pun tidak)

Petunjuk
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda….. (check list) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara. Pilihlah jawaban yaitu dengan alternatif sebagai berikut 1(Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Netral), 4 (Tidak Setuju), 5 ( Sangat Tidak Setuju).

No
Pernyataan
Jawaban
1
2
3
4
5

Efektifitas Metode Ceramah





1
Model Pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran yang menyenangkan





2
Metode ceramah adalah metode yang efektif untuk melaksanakan proses pembelajaran 





3
Seluruh anggota kelas memperhatikan penjelasan dosen pada saat terjadinya proses pembelajaran





4
Metode ceramah merupakan metode yang membosankan





5
Tingkat partisipasi mahasiswa tinggi dalam proses pembelajaran dengan penggunaan metode ceramah






Peran Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran





6
Saya mendengarkan dengan baik pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar





7
Saya berani mengajukan pertanyaan terhadap dosen yang memberikan ceramah





8
Saya aktif mengajukan pertanyaan terhadap dosen





9
Saya aktif memberi tanggapan terhadap pemaparan dosen






Prestasi Individu





10
Saya mempunyai index prestasi (IP) yang tinggi dibandingkan dengan yang lain





11
Saya lebih mudah mengerjakan tugas setelah mendapat penjelasan/pemaparan dari dosen





12
Saya menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab saya dengan tepat waktu





13
Saya mengerjakan tugas yang diberikan berdasarkan kemampuan saya





14
Saya tidak setuju dengan perbuatan mencontek saat ujian





15
Saya mampu mengerjakan soal ujian dengan baik





16
Saya selalu mempelajari materi yang akan dikaji pada pertemuan berikutnya





17
Saya belajar minimal  1 jam dalam sehari





18
Saya mencatat apa yang dijelaskan oleh dosen





19
Saya selalu mempelajari apa yang telah diterangkan oleh dosen sepulang kuliah





20
Saya seringkali mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian dengan SKS (Sistem Kebut Semalam)




















KUESIONER

Berikut merupakan kuesioner yang akan diberikan kepada responden setelah terjadinya proses pembelajaran, baik pada pembelajaran yang menggunakan metode diskusi maupun ceramah.

Identitas responden
Nama..............................................
Kelas/Prodi……………………….
(Identitas responden boleh diisi atau pun tidak)

Petunjuk
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda  (check list) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara. Pilihlah jawaban yaitu dengan alternatif sebagai berikut 1(Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Netral), 4 (Tidak Setuju), 5 ( Sangat Tidak Setuju).

No
Pernyataan
Jawaban
1
2
3
4
5

Efektifitas Metode





1
Model Pembelajaran yang diterapkan oleh dosen sangat menyenangkan





2
Metode yang diterapkan adalah metode yang efektif untuk melaksanakan proses pembelajaran 





3
Seluruh anggota kelas berpartisipasi dalam pelaksanaan diskusi





4
Setiap mahasiswa mempunyai peran dalam keberhasilan proses pembelajaran





5
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran






Peran Mahasiswa dalam Pembelajaran





6
Saya turut berperan dalam proses pembelajaran





7
Seluruh anggota kelas berpartisipasi dalam proses belajar mengajar






Aktivitas individu dalam Pembelajaran





8
Saya mendengarkan dengan baik pada saat berlangsungnya pembelajaran





9
Saya berani mengajukan pertanyaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung





10
Saya aktif mengajukan pertanyaan tentang materi yang tengah dikaji





11
Saya aktif memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang ada dalam pembelajaran






Prestasi Individu





12
Saya mempunyai index prestasi (IP) yang tinggi dibandingkan dengan yang lain





13
Saya lebih mudah mengerjakan tugas setelah melakukan diskusi/ mendapat pemaparan dari dosen





14
Saya menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawab saya dengan tepat waktu





15
Saya mengerjakan tugas yang diberikan berdasarkan kemampuan saya





16
Saya tidak setuju dengan perbuatan mencontek saat ujian





17
Saya mampu mengerjakan soal ujian dengan baik





18
Saya selalu mempelajari materi yang akan dikaji pada pertemuan berikutnya





19
Saya belajar minimal  1 jam dalam sehari





20
Saya memiliki materi/catatan terkait pembelajaran yang sudah berlangsung




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar