Rabu, 11 Januari 2012

sospar

MAKALAH SOSIOLOGI PARIWISATA
PERAN PARIWISATA TERHADAP PERKEMBANGAN
KOTA YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: V. Indah Sri Pinasthi, M.Si.


Disusun oleh:
Nisa Karimah Hakim                   ( 10413244012 )






PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

KATA PENGANTAR

                Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Sosiologi Pariwisata yang bertema Peran Pariwisata terhadap Perkembangan Kota Yogyakarta.
Makalah ini dibuat guna memenuhi dan melengkapi nilai tugas pada mata kuliah Sosiologi Pariwisata. Tak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu V. Indah Sri Pinasthi, M.Si selaku dosen mata kuliah Sosiologi Pariwisata yang telah membimbing penulis dalam proses penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun.
            Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi para pembaca, khusunya untuk penulis.
                                                                                                                     
                                                                                                Yogyakarta, Desember 2011
                                                                                                           
                                                                                                Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Yogyakarta merupakan kota yang terkenal akan pariwisatanya. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Yogyakarta hanya sekedar menghabiskan waktu luang. Tidak dapat dipungkiri bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki tempat-tempat wisata yang menarik wisatawan., misalnya saja Malioboro, Parangtritis, Kaliurang, Candi Prambanan, dan masih banyak lainnya.  Dari tahun ke tahun sektor pariwisata yang ada di Kota Yogyakarta semakin berkembang. Perkwmbangan tersebut secara disadari maupun tidak, pasti akan membawa dampak pada perkembangan kota Yogyakarta. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif, namun juga dapat berupa dampak negatif. Untuk itu penulis akan membahas mengenai bagimana pariwisata mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kota Yogyakarta.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pariwisata?
2.      Bagaimana ciri-ciri pariwisata?
3.      Faktor apa saja yang membuat Yogyakarta menjadi tujuan wisata?
4.      Bagaimana peran pariwisata terhadap perkembangan Kota Yogyakarta?
C.     Tujuan
1.    Mengetahui pengertian pariwisata.
2.    Mengetahui ciri-ciri pariwisata.
3.    Mengetahui faktor apa saja yang membuat Yogyakarta dijadikan sebagai daerah tujuan wisata.
4.    Mengetahui bagaimana peran pariwisata terhadap perkembangan Kota Yogyakarta.










BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan dengan tujuan untuk berlibur maupun rekreasi. Menurut Undang-Undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) , pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan tersebut.
Menurut Prof Salah Wahab, Pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadikan suatu daerah menjadi tujuan wisata, yaitu:
1.    Unik dan Menarik
Hal ini dilihat dari budaya, kebiasaan masyarakatnya.
2.    Keadaan alam
Keadaan alam yang terjaga dengan baik akan membuat banyak orang tertarik dengan hal tersebut. Keasrian alam yang lestari menjadikan daya tarik sendiri bagi wisatawan.
3.    Lingkungan
Hal ini mencakup aspek kebersihan dan kedisiplinan dari masyarakatnya.


4.    Masyarakat
Sikap dari masyarakat yang mau bekerja sama dengan bersikap ramah juga menjadi hal yang cukup penting. Sikap ramah yang ada mampu membuat wisatawan merasa nyaman dan betah untuk mengunjungi tempat tersebut.
       Selain itu juga harus memenuhi aspek keamanan, ketertiban, dan juga indah.

B.       Ciri-Ciri Pariwisata
John Urry (1990) menyebutkan bahwa pariwisata mempunyai ciri-ciri seperti:
1.    Pariwisata merupakan aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan wisata bukan merupakan suatu kewajiban dan pada umumnya dilakukan saat seseorang bebas dari pekerjaan yang harus (wajib) dilakukan, yaitu pada saat mereka cuti atau libur.
2.    Hubungan pariwisata terjadi karena adanya pergerakan manusia. Pergerakan ini dengan dimensi ruang dan waktu. Gerakan dan kunjungan yang bersifat sementara mempunyai sifat yang berbeda dengan perpindahan penduduk secara permanen.
3.    Dilihat dari sisi wisatawan, pariwisata adalah aktivitas yang dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak normal. Tetapi ‘ketidaknormalan’ ini hanya sementara dan pelaku mempunyai keinginan yang pasti untuk kembali ke situasi normal atau ke tempat asalnya.
4.    Tempat dan attraksi yang dinikmati wisatawan adalah tempat dan atau peristiwa yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan atau penghidupan wisawatan.
5.    Cukup banyak proporsi dari penduduk masyarakat modern terlibat dalam kegiatan pariwisata, sehingga pariwisata telah menjadi wahana sosialisasi baru. Hal tersebut berkaitan dengan pergerakan wisatawan secara massal.
6.    Destinasi wisata yang dikunjungi seringkali dipilih berdasarkan khayalan atau fantasi, atau karena image obyek wisata yang bersangkutan. Fantasi dan citra ini terbentuk dan terpelihara bukan saja melalui aktivitas kepariwisataan, melainkan juga kegiatan non-pariwisata, seperti karya akademis, pertemuan akademis, dan media massa.
7.    Perjalanan wisata adalah sesuatu yang bersifat tidak biasa. Pengalaman yang diharapkan adalah pengalaman yang lain dari biasanya, atau sesuatu yang baru. Kualitas perjalanan salah satu faktor penentunya yaitu kuantitas dan kualitas dari pengalaman baru tadi.
8.    Peranan simbol dan penanda sangat besar dalam keberhasilan sebuah destinasi wisata. Simbol dan penanda ini erat kaitannya dengan citra atau pencitraan.
9.    Setiap destinasi wisata selalu mengalami pembaharuan dan penambahan produk-produk baru. Pengembangan produk baru ini mempunyai implikasi yang sangat luas terhadap budaya, karena munculnya pro-kontra terhadap berbagai modifikasi kebudayaan dalam pengembangan produk baru tersebut biasanya dilakukan oleh para professional dalam bidang pariwisata.

C.     Yogyakarta sebagai Tujuan Wisata
Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari banyak pulau-pulau, dimana masing-masing daerah atau wilayah memiliki ciri khas masing-masing. Keadaan yang demikian menyebabkan Indonesia menjadi masyarakat multikultural dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi. Keberagaman inilah yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang tengah mengadakan liburan. Banyak sekali tempat yang menjadi tujuan bagi para wisatawan. Salah satu diantaranya yaitu Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dalam bidang pariwisatanya. Banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta setiap tahunnya. Bisa dikatakan bahwa Yogyakarta merupakan kota wisata terbesar kedua setelah Bali. Dari tahun ke tahun sektor pariwisata di Yogyakarta semakin mengalami peningkatan. Perkembangan ini tidak lepas dari beragamnya jenis obyek wisata yang ada, sarana dan prasarana, peran pemerintah, serta keterbukaan masyarakat dalam mendukung pariwisata kota Yogyakarta.

1.      Jenis-jenis obyek wisata yang ada di Kota Yogyakarta
·         Wisata Alam
Wisata alam yang ada di Yogyakarta beragam. Kota Yogyakarta memiliki banyak pantai sebagai salah satu wujud dari wisata alamnya, seperti: Pantai Parangtritis, Pantai Depok, Pantai Siung, dan masih banyak pantai indah lainnya. Selain itu juga ada Kaliurang. Kaliurang merupakan salah satu obyek wisata alam yang berada dekat dengan gunung merapi. Ada juga wisata alam lainnya, seperti Goa Rancang Kencono dan air terjun Sri Gethuk.
·         Wisata Budaya
Salah satu  tempat wisata budaya yang ada di Yogyakarta adalah Taman Budaya. Taman Budaya merupakan sebuah tempat atau bangunan yang sering digunakan sebagai tempat pementasan budaya, seperti ketoprak dan lainnya.
·         Wisata Kesenian
Banyak sekali tempat di Yogyakarta yang mengandung unsur kesenian, seperti pementasan Sendra Tari Ramayana di Kawasan Candi Prambanan, Pertunjukan wayang kulit setiap hari Sabtu di Sasono Hinggil, Pertunjukkan Gamelan di Keraton Yogyakarta setiap hari Kamis pada pukul 10.00-12.00.
·         Wisata Sejarah
Untuk mengetahui mengenai sejarah dari kota Yogyakarta, kita dapat berkunjung ke Keraton, Tamansari,Kotagede, Panggung Krapyak, Goa Siluman, dan Warungboto.
·         Wisata Pendidikan
Wisata yang mengandung unsur pendidikan dapat didapat ketika kita berkunjung ke Taman Pintar, Museum Affandi, Tugu Jogja, Monumen Jogja Kembali,Monumen 1 Maret, Benteng Vrederburg dan lain-lain. Banyak sekali tempat yang jika kita kunjungi akan menambah wawasan yang bermanfaat dalam bidang pendidikan.
·         Wisata Kuliner
Yogyakarta merupakan kota wisata yang juga terkenal dalam kulinernya. Masakan kuliner khas Yogyakarta adalah Gudeg. Selain Gudeg, juga ada masakan lainnya seperti oseng-oseng mercon dan juga angkringan.
·         Wisata Belanja
Salah satu tempat yang paling terkenal akan wisata belanjanya yaitu Malioboro. Malioboro seolah sudah menjadi icon dari kota Yogyakarta dalam hal belanja. Masih dalam kawasan Malioboro juga terdapat pusat grosir yang cukup besar, yaitu Pasar Beringharjo. Barang-barang yang ditawarkan pada kedua tempat tempat tersebut sangat terjangkau, sehingga banyak wisatawan yang berdatangan hanya untuk berbelanja.



·         Wisata Arsitektur
Wisata arsitektur dapat dilihat dengan mengunjungi Loji, Bintaran, dan Kotabaru. Kotabaru menyajikan wisata mengenai arsitektur peninggalan Belanda.
·         Wisata Ziarah
Untuk tujuan wisata ziarah ada masjid Kotagede dan juga Ganjuran.

2.      Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek yang juga mendukung kegiatan pariwisata di Yogyakarta. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka para wisatawan akan enggan untuk datang kembali ke Yogyakarta karena tujuan mereka untuk berwisata akan terganggu dengan tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai. Saat ini sudah banyak hotel yang berdiri di tengah kota Yogyakarta. Tercatat ada 37 Hotel berbintang dan 1011 hotel melati di seluruh DIY pada Tahun 2010. Tahun 2011 ini, hotel sudah merajalela sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir mengenai tempat penginapan karena telah tersedia hotel dari yang murah sampai yang mahal. Kegiatan usaha pendukung pariwisata juga sudah lengkap. Pada tahun 2007 saja sudah terdapat 58 Biro Perjalanan, 540 pramuwisata berlisensi, 70.000 industri kerajinan tangan, fasilitas transportasi yang lengkap, money changer, bermacam-macam industri jasa boga serta keamanan khusus wisata yang disebut Bhayangkara Wisata.

3.      Peran Pemerintah
Peran pemerintah Yogyakarta sudah cukup aktif dalam mendukung dan mengadakan even-even yang bertujuan untuk memajukan pariwisata di Kota Yogyakarta. Pemerintah seringkali mengadakan even-even baik yang berskala nasional maupun internasional, seperti: Jogja Java Carnival, Sekatenan, Festival Kesenian Biennale ajang pameran seni rupa yang diadakan setiap 2 tahun sekali.
4.      Keterbukaan Masyarakat
Keterbukaan masyarakat terlihat dengan sikap mereka yang mendukung dibukanya kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata. Ketika ada wisatawan yang datang berkunjung mereka akan bersikap ramah. Hal-hal kecil yang ditunjukkan oleh masyarakat inilah yang membuat image tersendiri bagi Kota Yogyakarta dimata wisatawan, baik wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara.

D.     Peran Pariwisata terhadap Perkembangan Kota Yogyakarta
Pariwisata merupakan sektor yang penting dan utama bagi Yogyakarta. Banyaknya obyek wisata dan juga daya tarik dari Yogyakarta telah mendatangkan banyak kunjungan dari para wisatawan. Pada Tahun 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 wisatawan mancanegara dan 1.304.137 wisatawan domestic. Letak DIY yang strategis sangat menguntungkan bagi sektor pariwisata Yogyakarta, dimana jarak tempuh antara lokasi obyek wisata yang satu dengan yang lain terhitung dekat dan mudah dijangkau. Contohnya saja antara obyek wisata Keraton yang berdekatan dengan Taman Sari, Taman Pintar, Taman Budaya, dan juga Alun-Alun Utara.
Sektor pariwisata dapat dikatakan memiliki peranan yang sangat utama dalam perkembangan kota Yogyakarta. Pariwisata menjadi motor penggerak perekonomian Yogyakarta, yang secara umum bertumpu pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian. Secara langsung maupun tidak langsung, disadari maupun tidak disadari pariwisata yang ada telah membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat Yogyakarta, baik itu dampak secara ekonomi, sosial, maupun budaya.
1.      Dampak secara Ekonomi
Dampak secara ekonomi dari adanya pariwisata akan berpengaruh pada lingkungan sekitarnya, baik itu masyarakat secara umum maupun pemerintah.
·           Dampak terhadap Masyarakat
Dampak dari adanya pariwisata tentunya akan membawa dampak bagi masyarakat yang berada dalam lingkungan daerah wisata. Adanya pariwisata mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf hidup dari masyarakat sekitarnya. Setiap kawasan wisata pasti memerlukan sarana dan prasarana sebagai penunjang adanya kawasan wisata tersebut, seperti akomodasi, restoran, dan perhotelan. Akomodasi tidak hanya disediakan oleh agen-agen wisata tetapi ada alternatif lain seperti taxi. Ketika suatu daerah menjadi sebuah tujuan wisata pasti akan memerlukan transportasi untuk mencapai tujuan wisata tersebut, dan taxi merupakan salah satu yang bisa digunakan.  Ketika jumlah permintaan akan jasa taxi semakin meningkat, pasti para pemilik jasa angkutan tersebut akan berfikir untuk menginvestasikan lebih banyak taxi karena keuntungannya yang menjanjikan. Dan jika hal tersebut terjadi maka pemilik jasa angkutan akan memerlukan karyawan untuk dijadikan sebagai supir atau pengemudi. Kebutuhan akan karyawan ini dapat diantisipasi dengan merekrut masyarakat sekitar yang berkompeten dan memiliki kemampuan dalam bidang berkendara. Saat ini di sekitar kawasan Malioboro dan Jalan Solo sudah banyak sekali taxi yang berlalu-lalang di jalanan.
Begitu pula dengan jasa penginapan/ perhotelan. Ketika suatu daerah sudah menjadi kawasan wisata maka akan banyak investor yang berfikir untuk menanamkan sahamnya dengan mendirikan hotel-hotel , baik itu hotel berbintang maupun hotel biasa. Sebuah hotel pastinya akan memerlukan banyak karyawan guna melayani para pengunjung yang datang. Kebutuhan karyawan ini juga bisa diantisipasi dengan merekrut masyarakat sekitar. Perkembangan pembangunan hotel-hotel ini dapat kita saksikan di daerah Malioboro, yaitu Jalan Pasar Kembang.
Selain dalam hal jasa transportasi dan perhotelan, masyarakat juga dapat untuk membuka usaha sendiri. Masyarakat dapat membuka usaha seperti usaha souvenir. Jika seseorang berkunjung ke suatu daerah pasti mereka akan membeli oleh-oleh yang merupakan kerajinan khas dari daerah yang dia kunjungi untuk sanak keluarga di daerah asalnya. Di pinggiran Jalan Malioboro sekarang ini sudah banyak sekali penjual yang menjajakan hasil karya mereka guna menambah penghasilan bagi keluarganya.
Adapun dampak negatif dari pariwisata secara ekonomi, yaitu terjadinya inflasi. Inflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar dalam masyarakat terlalu banyak sehingga nilai dari uang tersebut menjadi turun. Ketika nilai uang menjadi menyusut sementara pendapatan yang diperoleh masyarakat tetap maka masyarakat akan mengalami kebimbangan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.
·           Dampak terhadap Pemerintah
Dampak yang dirasakan manfaatnya oleh pemerintah adalah bertambahnya pendapatan daerah dengan adanya pajak dan devisa. Setiap daerah yang dijadikan obyek wisata sudah pasti harus membayar pajak bagi pemerintahan daerah yang berupa pajak bumi dan bangunan. Selain PBB, pemerintah juga memperoleh pendapatan dari retribusi parkir kendaraan yang mengunjungi obyek wisata, pajak dari tempat makan di sekitar obyek wisata, dan lain-lain. Kedatangan turis mancanegara juga turut andil dalam meningkatkan pendapatan suatu daerah. Banyaknya turis mancanegara yang berkunjung maka akan semakin banyak pula devisa yang didatangkan. Ketika pendapatan suatu daerah meningkat maka anggaran dalam sektor pariwisata juga akan meningkat. Jika suatu tempat telah menjadi icon wisata maka pemerintah juga akan memperhatikan tempat tersebut karena bisa dijadikan sebagai ladang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya. Hal yang biasa dilakukan pemerintah , yaitu dengan meningkatkan kualitas hidup, baik itu wisatawan maupun masyarakat sekitar. Contohnya saja dengan kebijakan pemerintah yang melakukan pembangunan infrastruktur seperti sarana transportasi, fasilitas umum seperi toilet,  dan juga ketersediaan air.
2.      Dampak secara Sosial-Budaya
Dampak sosial budaya yang timbul karena perkembangan pariwisata di kota Yogyakarta sangatlah beragam. Ada dampak positif dan ada pula dampak negatifnya.
Dampak positif dari adanya pariwisata di Kota Yogyakarta adalah menambah lahan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja dari masyarakat Yogyakarta. Penyerapan tenaga kerja ini secara otomatis mampu untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya karena mereka bisa memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata ini. Misalnya saja penjual yang ada di sekitaran kawasan Mallioboro. Dengan dijadikannya kawasan tersebut sebagai tempat wisata yang memiliki banyak peminat, maka para penjual ini juga memiliki kemungkinan yang semakin meningkat pula dalam menjual hasil karya seni mereka guna mendapat penghasilan.
Sementara dampak negatif dari adanya pariwisata yaitu lunturnya nilai-nilai kearifan lokal, adanya prostitusi, dan  pergaulan dunia malam (dugem). Hilangnya kearifan lokal disebabkan karena adanya interaksi dengan masyarakat luar, khususnya wisatawan mancanegara. Meskipun kedatangan para wisatawan bersifat sementara, namun hal tersebut berlangsung selama bertahun-tahun. Setiap tahun pasti ada saja wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta. Hal tersebut memunculkan trend baru. Dimana kalangan muda cenderung meniru perilaku dari para wisatawan mancanegara agar dinilai sebagai anak gaul. Jika semua kalangan muda Yogyakaarta memilih untuk meniru gaya para wisatwan , lalu siapa yang akan meneruskan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya terdahulu? .Anak muda saat ini seolah sudah meninggalkan budaya yang mereka miliki karena dianggap sudah ketinggalan zaman. Padahal salah satu faktor yang menyebabkan para wisatawan berkunjung ke Yogyakarta adalah kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Namun sayang, anak muda saat ini lebih memilih gaya kebarat-baratan daripada menjaga nilai-nilai luhur dari nenek moyangnya. Anak muda Yogyakarta saat ini lebih suka music jazz daripada berlatih gamelan, lebih memilih makan di KFC daripada di angkringan. Disadari maupun tidak, pariwisata telah membuat masyarakat yang hedonis. Gaya dari para wisatawan yang suka minum-minuman keras juga ditiru oleh anak muda. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya anak muda yang setiap malamnya pergi ke tempat DUGEM.
 Perhotelan di wilayah Yogyakarta semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya predikat Yogyakarta sebagai daerah wisata. Hotel-hotel mulai dibangun di sekitar kawasan wisata Yogyakarta. Untuk saat ini tersedia banyak sekali hotel di Yogyakarta, mulai dari harga yang murah sampai yang mahal. Banyaknya hotel-hotel yang didirikan ini membuka kemungkinan bagi para pelaku penyimpangan untuk berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan budaya yang ada dalam masyarakat. Contohnya saja hotel-hotel pada kawasan wisata seperti Kaliurang, Parangtritis, dan Malioboro. Ditempat-tempat tersebut banyak sekali didirikan hotel. Terjadinya prostitusi juga didukung dengan kurangnya kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat cenderung menganggap bahwa hal tersebut sudah biasa. Selain itu, masyarakat juga cenderung berfikir bahwa para wisatawan datang untuk berwisata dan wisata itu tujuannya untuk bersenang-senang sehingga masyarakat takut untuk menegur para pelaku penyimpangan karena takut jika wisatawan merasa terganggu dan tidak mau datang kembali.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata mempunyai beberapa ciri, seperti berikut: Pariwisata merupakan aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang; Hubungan pariwisata terjadi karena adanya pergerakan manusia; Dilihat dari sisi wisatawan, pariwisata adalah aktivitas yang dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak normal; Tempat dan attraksi yang dinikmati wisatawan adalah tempat dan atau peristiwa yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan atau penghidupan wisawatan; Pariwisata telah menjadi wahana sosialisasi baru; Destinasi wisata yang dikunjungi seringkali dipilih berdasarkan khayalan atau fantasi, atau karena image; Perjalanan wisata adalah sesuatu yang bersifat tidak biasa; Peranan simbol dan penanda sangat besar dalam keberhasilan sebuah destinasi wisata; Setiap destinasi wisata selalu mengalami pembaharuan dan penambahan produk-produk baru.
Yogyakarta merupakan sebuah kota yang menjadi daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Banyak sekali wisatawan berdatangan, baik domestic maupun mancanegara. Banyak faktor yang menyebabkan Yogyakarta menjadi daerah tujuan wisata, misalnya saja keberagaman jenis obyek wisata yang ada, sarana dan prasarana, peran pemerintah, serta keterbukaan masyarakat dalam mendukung pariwisata kota Yogyakarta.
Dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan sektor yang memiliki peran terpenting dalam perkembangan kota Yogyakarta. Pariwisata merupakan motor penggerak sendi-sendi kehidupan yang ada dalam masyarakat Yogyakarta. Perkembangan pariwisata yang ada di Yogyakarta secara otomatis juga memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh/dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta meliputi dampak ekonomi, sosial, dan budaya.







DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, Oka.A. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta, diakses pada tanggal 9 Desember 2011 pukul: 21:00
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, diakses pada tanggal 10 Desember  2011 pukul: 08:00
http://mangkutak.wordpress.com/2009/01/05/dasar-pengertian-pariwisata/, diakses pada tanggal 6 Desember 2011 pada pukul: 20:36
http://wisatakandi.blogspot.com/2010/12/sosiologi-pariwisata-ciri-ciri.html, diakses pada tanggal 6 Desember 2011 pada pukul: 20:31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar